Sabtu, 07 Desember 2013

Cerpen Damaiku Bersamamu Flora

Damaiku Bersamamu, Flora
oleh: Lelie Liana


Hai…namaku Clara,lengkapnya Clara Agustin Xelue…aku mahasiswi semester IV fakultas kedokteran terkenal di kotaku…
Malam ini adalah malam yang indah bagi semua umat kristiani…di mana semua orang bersukacita memperingati hari lahirnya sang Juruselamat dunia…
begitu juga aku,setelah berkumpul bersama keluarga besar,aku kemudian langsung menuju ke gereja untuk ibadah bersama teman-teman remajaku…

Sesampainya di gereja,aku mengikuti ibadah dengan khusuk…tak terasa airmataku menetes…aku teringat peristiwa 2 tahun yang lalu…terlalu menyakitkan ketika harus mengingat hal itu…

Hari itu,adalah hari pertamaku melangkahkan kaki ke sekolah baruku…Ya,aku siswi pindahan dari Bandung,aku harus pindah ketika orangtuaku memutuskan untuk bercerai dan aku memutuskan untuk ikut serta mamahku,padahal ketika itu aku sudah kelas 3 SMU dan ketika itu aku pindah saat semester pertama…di sekolah baruku itu,aku disambut baik oleh teman-temanku…Ketika sedang istirahat,aku sibuk sendiri mengerjakan tugas,seseorang menepuk pundakku dari belakang…

“Hai…lagi sibuk nech?”

“Eehh…hai juga…kamu siapa?”

“Eehhhmmm…kita belum kenalan?”

“Maaf, sepertinya belum”

“Aku Flora…”

“Dari tadi aku perhatiin kamu sibuk banget,lagi ngapain?”

“Iya…ini ngerjain tugas dari Pak Christ…’

“Ya udah,aku temenin…tapi habis ini kita ke kantin ya…”

“Ok…”

Sejak perkenalan itu aku dan Flora semakin akrab..segala sesuatu hampir kami lakukan bersama…ke kantin bersama,belajar bersama,dan ke mall bersama.Flora anak yang menyenangkan…di sekolah ia terkenal tomboy,badung dan pemalas,meskipun begitu nilai-nilai ulangannya tetap bagus dan ia selalu juara kelas.Karena ia terkenal badung,aku jadi ikutan untung…tidak ada satupun anak yang berani menggangguku di sekolah….

Tapi satu sisi yang tidak aku ketahui tentang Flora. Ia tidak pernah sekalipun menceritakan tentang keluarganya padaku. Bahkan saat aku mencoba untuk memancing pembicaraan ke arah keluarga,Ia mencoba untuk mengarahkan ke topik yang lain. Sebagai seorang sahabat,aku menjadi penasaran. Akhirnya setelah beberapa kali memaksa suatu hari Flora mengajakku ke rumahnya…aku terkejut!Flora yang berpenampilan biasa-biasa saja ternyata anak salah seorang pejabat yang namanya cukup dikenal di kota itu…

“Flor…ini rumah kamu?”

“Iya,kenapa memangnya??”

“Eennggg…nggak apa-apa kok…Cuma kaget aja…kok kamu nggak pernah bilang-bilang sich kalau kamu anaknya orang kaya??”

Flora kaget,ia terkejut mendengar pertanyaanku…

“Ngapain aku mesti bilang-bilang…aku nggak mau semua orang mau berteman denganku hanya karena aku anak orang kaya…aku ini orang miskin…yang kaya itu orang tuaku…lagian aku nggak mau semua orang itu menilai seseorang hanya dengan uang…uang nggak bisa membeli segalanya…juga kebahagiaan,Clara…”

Aku tersadar…apa yang dikatakan Flora itu benar…nggak semuanya bisa dinilai dengan uang…ternyata seorang Flora yang badung juga memiliki pikiran yang dewasa dan bagus…

“Ayo Clara,masuk…”

Aku mengikuti langkah Flora masuk ke dalam rumah itu…sekali lagi aku kaget…rumah itu seperti istana…terlebih-lebih ketika aku melihat pelayan-pelayan berjejer seperti robot yang sudah siap diperintah…ketika Flora datang,mereka dengan sigapnya menyambut Flora…namun Flora dengan cueknya terus berjalan menuju kamarnya…aku mau menanyakan hal itu kepada Flora,tapi aku menurungkan niatku…

Kamar itu begitu luas dan bersih…sungguh menyenangkan jika aku memiliki kamar sebagus ini…aku terus berjalan mengelilingi kamar itu sambil sesekali takjub dengan barang yang dimiliki oleh Flora…di sebuah meja pajangan,tampak manis photo keluarga,terdiri dari Ayah,Ibu,dan seorang gadis kecil…

Buuukkk…bahuku ditepuk…

“Aduh!!”, aku kaget…Flora tersenyum…

“Lagi ngeliatin apa??"

“Eehhmmm…ini,aku sedang ngeliat sebuah Photo…manis sekali…”

“Ooohhhh….itu photoku bersama ayah dan Ibu saat acara ulangtahunku yang ke-VII”

“Waaahh,kamu lucu sekali Flor,wajahmu imut ketika masih kecil”

“Jadi sekarang maksudnya nggak imut lagi?”

“Hahaha…bukan. tapi ketika kamu kecil terlihat kalau kamu bahagia sekali”

“Bisa aja kamu”

“tapi kok aku nggak ngeliat ya photo kamu sama orangtuamu saat kamu dewasa??”

Tak ada tanggapan dari Flora,mungkin Ia sedang melamun…Aku mencoba bertanya sekali lagi…

“Terus…sekarang ortu kamu ke mana??”

Tanpa sengaja pertanyaan itu keluar dari mulutku…mendengar pertanyaan itu raut wajah Flora berubah…kesedihan terihat di wajahnya…

“Mamah sudah meninggal dalam kecelakaan sehabis mengunjungi ulang tahunku…Ketika itu mamah sedang berada di Canada,dalam perjalanan bisnis…ketika acara ulangtahunku selesai maka mamah langsung kembali ke Canada…dalam perjalanan,pesawat yang ditumpanginya terjatuh dan semua penumpangnya meninggal…”

Beberapa tetes air bening keluar dari sudut matanya…aku menyesal mengeluarkan pertanyaan yang tak seharusnya keluar…Flora kemudian melanjutkan…

“Sedangkan Papah,sejak mamah meninggal jadi shock…beberapa tahun kemudian ia memutuskan untuk menikah lagi…sejak saat itu…perhatian papah hanya tercurah pada istri baru dan anak-anaknya yang baru,bahkan sekarang aku hanya tinggal sendiri di rumah sebesar ini…sedangkan papah menemani istri mudanya di rumah lain…”

“Pelayan-pelayan itu…??”

“Mereka seperti robot…mereka hanya bisa menjalankan perintah tanpa bisa mengerti aku…mereka hanya mengharapkan imbalan dan bukan dengan tulus…”

“Bukan begitu Flora…aku pikir mereka mau bergaul dengan kamu asalkan kamu mau bergaul dengan mereka,…”

Aku mencoba menasihati Flora…

“Ah, sudahlah…untuk apa kita bicarakan itu…lebih baik sekarang kita makan siang dulu…” Flora menghapus airmatanya…

“Eehhh…iiyy…iya…”

Aku dan Flora keluar dari kamar itu dan menuju ruang makan.seperti yang kuduga sebelumnya,makanan sudah tersedia dengan baik…Aku dan Flora makan dengan lahap,tak berapa lama keluar seorang pelayan tua dan berceletuk…

“waah,,,Non Flora makannya lahap sekali,jarang-jarang Bibik ngeliat Non makan sebanyak itu”, dengan senyum sumringah Bibik itu menatap padaku lalu kemudian kembali lagi ke dapur.

“Beliau siapa Flor?”

“Beliau Bik Ati, pembantu pertama di rumah ini. Beliaulah yang mengasuhku sejak mamah meninggal."

Walaupun seorang pelayan,tapi aku menganggap Bik Ati berbeda dengan pelayan-pelayan yang lainnya. Bik Ati tulus sayang padaku”, wajah Flora kelihatan berbinar-binar ketika menceritakan tentang Bik Ati.

Setelah puas bermain,aku kembali pulang ke rumah,tak lupa kusempatkan diri untuk mengobrol dengan Bik Ati. Dari beliau akju mengetahui kalau Flora frustasi sejak kematian mamahnya. Sejak saat itu Flora tidak mau melakukan apapun kecuali mengurung diri di kamar. Ia beranggapan bahwa kematian mamahnya gara-gara dirinya. Namun perlahan keadaan kembali membaik. Tetapi itu tak berlangsung lama. Flora kembali terpuruk saat papahnya mengusulkan untuk menikah lagi. Flora yang saat itu jiwanya masih belum stabil mencoba untuk menahan papahnya agar tidak menikah lagi. Namun papahnya tidak menghiraukan dan Flora kembali kehilangan kasih sayang satu-satunya orang yang dimilikinya. Pernah Flora mencoba untuk menyesuaikan diri dengan keluarga baru papahnya,demi mendapatkan kembali kasih sayang papahnya.

Namun hal itu juga gagal,disebabkan karena mamah tirinya Flora selalu menyindir dan mengkaitkan kehadiran Flora dengan keadaan rumah tangga. Hal itu membuat Flora tidak sanggup dianggap sebagai pengacau rumah tangga baru papahnya. Untuk itu dia pun mundur dan memilih tinggal rumah lama bersama Bik Ati…Aku meneteskan air mata ketika mendengar cerita itu…sungguh begitu menyakitkan jika aku berada di posisi Flora,sekarang aku mengerti kenapa Flora tidak pernah mau jika aku ajak berbicara tentang keluarga. Aku menyesal telah terlanjur menceritakan tentang keharmonisan keluargaku padanya…

Setelah pulang dari rumah Flora,aku memutuskan untuk meninjau lokasi rumah sakit yang akan kujadikan sebagai bahan dalam pembuatan makalahku untuk syarat mengikuti ujian akhir. Namun kali ini Flora tidak ikut bersamaku karena memang lokasi yang kami tinjau berbeda. Flora memutuskan untuk meninjau PUSKESMAS yang berada di dekat rumahnya. Saat berada di rumah sakit itu,keadaan sudah mendekati malam…aku mencoba untuk mengabarkan mamah tentang keberadaanku,aku khawatir beliau mencemaskan keberadaanku…

“Hallo…”,terdengar suara khas mamah di seberang sana

“Hallo,Mah…ini Clara. Clara mungkin pulang terlambat ya Mah,hari ini Clara mau meninjau bahan makalah Clara.,sekarang Clara lagi di rumah sakit”>

“Loh,kok nggak bilang dari tadi?Rupanya jadi kamu menjadikan rumah sakit sebagai subjek makalah kamu?”

“Iya Mah,kita harus pesimis. Siapa tau setelah ini ada donor yang bersedia membantu Clara…”

“Yaah…semoga saja. Pulang jangan malam-malam ya,jangan jajan di jalan”

“iya Mamah,tenang aja kok. Clara selalu ingat pesan Mamah”,aku mencoba meyakinkan mamah

“Ya udah,hati-hati”,mamah langsung menutup telepon. Aku tersenyum,sekarang mamah sudah bisa mencoba untuk memberikanku kebebasan. Hari sudah larut malam,setelah melakukan wawancara dan bertanya sana-sini,akhirnya bahan-bahan yang aku perlukan sudah rampung. Tak terasa hari sudah larut malam. Tiba-tiba terbersit ketakutan,padahal sebelumnya aku tidak pernah takut terhadap apapun. Saat melewati parkiran aku menangkap sosok seseorang yang sangat aku kenal. Itu kan Flora!!! Aku mendekatinya…

“Flor!!Kamu ngapain di sini??siapa yang sakit?emangnya tinjauan kamu sudah selesai??

Tak ada tanggapan,aku bingung…tiba-tiba penglihatanku berubah. Dari arah berlawanan dua orang suster dengan panik mendorong sebuah ranjang pasien dengan Flora di atasnya! Flora dengan mata tertutup dan baju penuh darah!!Ada apa ini!! Sementara di belakang diikuti oleh Bik Atik dan seorang Pria dengan wajah panik…Saat aku mencoba untuk menahan ranjang itu,semuanya menghilang! Aku tersadar! Sekaang aku sudah berada di depan ruang operasi yang sunyi. Pertanda apa ini?? Aku bahkan nggak ngerti sama sekali. Aku mencoba menelepon Flora…

“Hallo…”

“Flor??kamu di mana??”

“Di rumah…kenapa mmangnya??”

“Kamu baik-baik aja kan?”

“Iya,kok nada suara kamu panik gitu sih?”

“Enggg…nggak,Cuma pengen mastiin keadaan kamu aja”

“Ciee,tumben nih perhatian”

“Ih,geer!gimana subjek tinjauan kamu?”

“Huh…lumayan melelahkan…”

“Tapi bagus kan?”

“Pastinya…”

“Ya udah,aku mau pulang nih…”

“LOh?masih di rumah sakit??”

“Iya,,,”

“Hati-hati loh…biasanya bisa ada yang…hiii”

“Ih!kamu gimana sih!!malah nakut-nakutin!!”

“Hehe…ya udah,cepet pulang sana. Hati-hati ya…jangan nabrak jalan”

“Dasar,gimana aku mau pulang kalau aku nggak nabrak jalan. Bye..”

“Bye…”, Aku menutup percakapan itu dengan perasaan lega,Huff…mungkin yang aku lihat tadi hanya halusinasi

Tak terasa sudah beberapa bulan persahabataku dengan Flora terjalin…Tiba saatnya yang aku nantikan…Bulan Desember…bulan ini merupakan bulan yang sangat menyenangkan,di mana aku akan merayakan natal bersama keluarga besarku,dan tak ketinggalan…bersama Flora!sahabatku!Aku membawanya untuk ikut natal bersama denganku. Beberapa hari sebelum natal,aku menyiapkan pohon natal bersama Flora…Ia terlihat sangat bahagia,aku senang bisa membagi kebahagianku bersamanya…walau aku tau dibalik kebahagian itu tersimpan begitu banyak duka…

Hari yang dinanti tiba…seluruh umat kristiani di dunia merayakan hari itu…mereka menyambut kedatangan sang Juruselamat dunia…begitu juga dengan aku…setelah melakukan pelayanan di gereja,akupun beribadah di rumah bersama keluarga besarku…saat malam tiba,aku dan Flora kembali beribadah di gereja…setelah pulang dari gereja…hal itu terjadi…!!!

Saat akan menyeberang,aku melihat sebuah mobil sedan melesat dengan cepat…setelah itu aku nggak ingat apa-apa lagi…perlahan aku membuka mata,samar-samar aku melihat mamah…beliau sedang menangis sambil memegangi tanganku…

“Mah…”

“Clara…Kamu sudah bangun,Nak??”

“Iya mah…ini tempat apa??”

“Ini rumah sakit sayang…tadi kamu kecelakaan…sebuah mobil sedan menabrakmu…untung ada Flora…”

“Flora??sekarang Ia di mana mah?”

Mamah tertunduk…dengan pelan ia menjawab…

“Ia sedang di ruang operasi…”

“Operasi??Apa yang terjadi ,Mah??”

Mendengar kata operasi…aku langsung memaksa mamah untuk mengantarku ke ruangan itu…dengan bantuan sebuah kursi roda akhirnya aku sampai juga di depan ruangan itu…di sana terlihat beberapa orang polisi dengan seorang pemuda…kemungkinan besar ia adalah orang yang menabrak aku dan Flora…di kursi,nampak Bik Atik dengan wajah yang awut-awutan tak karuan…aku mendekati Bik Ati dan memeluk untuk coba menenangkannya…sementara di kursi lain,duduk seorang bapak dengan raut wajah yang sedih…aku pernah melihat bapak itu sebelumnya,tapi aku nggak ingat kapan tepatnya aku melihat bapak itu. Kemungkinan beliau adalah ayahnya Flora…perlahan aku mendekati beliau…

“Permisi Om…bagaimana keadaan Flora??”

Ia nampak tersadar dari lamunannya,wajahnya terlihat merah…

“Kamu yang namanya Clara??”

“Iya Om,benar…saya Clara…”

“Bagaimana keadaan kamu Nak??”

“Ya…beginilah om…”

“Clara…tadi Flora Titip ini ke kamu…sebelum kecelakaan itu,mungkin ia menulisnya unntukmu”

Ia menyerahkan secarik kertas yang bertuliskan…

Sahabatku, Clara…

Terimakasih kamu sudah mau menjadi sahabatku selama ini...aku ngerasa bahagia bisa menjadi sahabamu…hal itu mungkin karena kamu tulus mau bersahabat denganku…kamu nggak memandang aku kaya atau miskin…kamu sudah mengajarkan kepadaku tentang kasih…aku minta maaf kalau selama aku berteman sama kamu aku banyak salah…
Kamu sudah menjadi seseorang yang bisa merubah pandanganku tentang hidup,teruslah berjuang,karena aku yakin kamu pasti bisa ,,,semoga kamu selalu mengingat persahabatan kita…
Mata ini aku titipkan sama kamu,dengan mata ini kita akan selalu terikat. Dengan mata ini pula kamu bisa memandang dunia bersamaku. Aku senang,akhirnya aku bisa buat sesuatu yang berguna buat kamu.
mungkin setelah kamu baca surat ini,aku sudah nggak ada…aku minta maaf kalau kita nggak bisa bersama-sama lagi…aku akan pergi jauh…tapi persahabatan kita akan selalu ada…selamanya…!!!

Sahabatmu, Cristin Flora

Aku terjatuh dari kursi roda yang aku duduki… Mamah membantuku kembali duduk. Tapi aku terlanjur shock, terlebih-lebih ketika dokter keluar dari ruang operasi dan mengatakan bahwa Flora tidak tertolong lagi… ayahnya terkejut dan menangis… sedangkan aku, saat itu aku tak tau apa yang harus dilakukan… sementara Bik Ati terlihat shock dan pinsan.

Ternyata ini jawaban atas semua yang aku lihat beberapa bulan yang lalu di rumah sakit. Memang benar apa yang dikatakan oleh mamah, kalau semua yang terjadi atas diri seseorang pasti memiliki tanda atau sesuatu tertentu yang bisa membuat orang terdekatnya mengetahui apa yang akan terjadi. Begitu juga dengan Flora, mungkin ia sudah mengetahui apa yang akan terjadi padanya, untuk itu ia menulis surat itu…Untuk pertama kalinya mata itu menangis,,, mata yang Flora berikan itu mengeluarkan air mata…

Aku tersadar…masa lalu itu kembali membuatku harus menangis Sebuah masa lalu yang mengharuskanku kehilangan seorang sahabat. Isak tangisku terdengar keras di dalam gereja itu… sekarang aku harus menjalani malam natal sendiri tanpa seorang sahabat lagi…tapi seiring berjalannya waktu, aku yakinFlora sudah damai di sana bersama ibunya, di rumah yang kekal… di surga!! di rumah Bapa… di sana ia akan mendapat kasih yang berlimpah, dan hidup dengan kasih di sekitarnya…Aku juga bersyukur, berkat Flora akhirnya cita-citaku untuk menjadi seorang dokter bisa terwujud. Ya, berkat mata yang diberikan oleh Flora sebelum Ia pergi untuk selamanya…


Facebook: leelieliana@yahoo.co.id
Twitter : lelie_liana@yahoo.co.id

0 komentar:

Posting Komentar